Perbedaan Efektivitas Berkumur dengan Chlorhexidine 0,1% , 0,2%, dan Aquades terhadap Indeks Plak pada Pengguna Ortodonti Cekat di SMAN 3 Denpasar

  • Dea Evania Irawan Program Studi Sarjana Kedokteran Gigi dan Profesi Dokter Gigi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana
  • Putu Ika Anggraeni Program Studi Sarjana Kedokteran Gigi dan Profesi Dokter Gigi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana
  • Ni Made Widhiasti Program Studi Sarjana Kedokteran Gigi dan Profesi Dokter Gigi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana
Keywords: Ortodonti cekat, indeks plak, Obat kumur Chlorhexidine

Abstract

Background: Plaque control is necessary in order to maintain oral hygiene for fixed orthodontic users. Chemical plaque control by using mouthwash can help prevent the formation of plaque in fixed orthodontic users. The most recommended mouthwash as an antiplaque agent is a mouthwash containing chlorhexidine. Chlorhexidine is a mouthwash that is easily found in Indonesia with concentrations of 0.1% and 0.2%

Aim: To determine differences in the effectiveness of gargling using chlorhexidine 0.1%, 0.2%, and aquades in fixed orthodontic users. The research method used true experimental in the form of pre-test post-test controlled group design. The sample consisted of 39 students using fixed orthodontics obtained by stratified random sampling and according to inclusion criteria. The plaque assessment method used is Orthodontic Plaque Index (OPI).

Result: The results of the study found a decrease after treatment in the chlorhexidine treatment group 0.1%, 0.2%, and distilled water, respectively worth 6.66%, 6.69%, and 4.77%. Normality and homogeneity tests were performed, and data obtained from the three treatment groups were normally distributed (p-value> 0.05) and homogeneous (p-value> 0.05). One-way Anova test analysis results showed that the p-value (> 0.05), which means there is no significant difference between gargling with chlorhexidine 0.1%, 0.2%, and equates.

Conclusion: Based on the analysis, there is no difference in effectiveness (p-value > 0.05) between gargling using chlorhexidine 0.1%, 0.2%, and aquades to the plaque index on fixed orthodontic users at SMAN 3 Denpasar.

 

Latar Belakang:  Kontrol plak secara kimia dengan menggunakan obat kumur dapat membantu mencegah terbentuknya plak pada pengguna ortodonti cekat. Obat kumur yang paling direkomendasikan sebagai agen antiplak adalah obat kumur dengan kandungan chlorhexidine. Di Indonesia obat kumur chlorhexidine yang mudah ditemui adalah chlorhexidine dengan konsentrasi 0,1% dan 0,2%.

Tujuan: Untuk mengetahui perbedaan efektivitas berkumur menggunakan chlorhexidine 0,1%, 0,2%dan tanpa berkumur pada pengguna ortodonti cekat.

Metode Penelitian: Metode penelitian yang dilakukan bersifat true experimental berupa pre-test post-test-controlled group design. Subjek penelitian terdiri atas 39 siswa pengguna ortodonti cekat yang diperoleh dengan cara stratified random sampling dan sesuai dengan kriteria inklusi.  Metode penilaian plak yang digunakan adalah Orthodontic Plaque Index (OPI).  Data yang diperoleh berupa indeks plak dan dianalisis secara statistika dengan menggunakan uji one-way Anova.

Hasil: Hasil dari penelitian didapatkan penurunan setelah perlakuan pada kelompok perlakuan chlorhexidine 0,1% , 0,2%, dan aquades masing masing senilai 6,66% , 6,69% dan 4,77%.  Uji normalitas dan uji homogenitas dilakukan dan didapatkan data dari ketiga kelompok perlakuan berdistribusi normal (p-value > 0,05) dan bersifat homogen (p-value> 0,05 ). Analisis uji one-way Anova diperoleh hasil bahwa p-value (> 0,05) yang berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara berkumur dengan chlorhexidine 0,1% , 0,2%  dan aquades.

Kesimpulan: Bedasarkan analisis dalam penelitian ini, tidak terdapat perbedaan efektivitas ( p-value > 0,05) antara berkumur menggunakan chlorhexidine 0,1% , 0,2%, dan aquades terhadap indeks plak pada pengguna peranti ortodonti cekat di SMAN 3 Denpasar.

Author Biographies

Dea Evania Irawan, Program Studi Sarjana Kedokteran Gigi dan Profesi Dokter Gigi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Program Studi Sarjana Kedokteran Gigi dan Profesi Dokter Gigi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Putu Ika Anggraeni, Program Studi Sarjana Kedokteran Gigi dan Profesi Dokter Gigi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Program Studi Sarjana Kedokteran Gigi dan Profesi Dokter Gigi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Ni Made Widhiasti, Program Studi Sarjana Kedokteran Gigi dan Profesi Dokter Gigi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Program Studi Sarjana Kedokteran Gigi dan Profesi Dokter Gigi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Published
2023-08-24
Section
Original Article