Gambaran Tingkat Kecemasan Dental Sebelum Tindakan Pencabutan Gigi pada Pasien Anak Usia 6-12 Tahun di Rumah Sakit Universitas Udayana
Abstract
Background: Most of Indonesian people do not receive dental services, one of contributing factor is the avoidance of dental treatment that is affected by dental anxiety. Dental anxiety began since childhood, one of the biggest factors causing dental anxiety in children is tooth extraction. If the tooth extraction is not done, it will cause various dental and mouth problems
Method: This study design using quantitative descriptive research design with 47 samples of pediatric patients 6-12 years who has done tooth extraction at Udayana University Hospital. The study was conducted by giving online questionnaires.
Result: The result showed that from 47 samples, there were 23 (48.9%) had no anxiety, 20 (42.6%) had mild anxiety, 4 (8.5%) had moderate anxiety, and there are no samples were experiencing severe anxiety. The highest factor in causing dental anxiety is the situation or procedure for dental treatment in the form of injections of local anesthetics into the gingiva during the extraction procedure.
Conclusion: The level of dental anxiety before tooth extraction based on Modified Dental Anxiety Scale (MDAS) in pediatric patients age 6-12 years at Udayana University Hospital, of 47 children, there were 24 children (51,1%) experiencing dental anxiety with 20 children (42, 6%) experienced mild anxiety, 4 children (8,5%) experienced moderate anxiety, and there were no pediatric patients who experienced severe anxiety. Whereas 23 children (48,9%) did not experience anxiety.
Latar Belakang: Sebagian besar penduduk Indonesia tidak mendapatkan pelayanan dari tenaga medis gigi, salah satu faktor penyebabnya adalah penghindaran terhadap perawatan gigi yang dipengaruhi oleh kecemasan dental. Kecemasan dental mulai tampak sejak masa anak–anak, salah satu faktor yang paling besar menimbulkan kecemasan dental pada anak ialah pencabutan. Bila tindakan pencabutan tidak dilakukan, akan menyebabkan berbagai masalah gigi dan mulut.
Metode Penelitian: Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian deskriptif kuantitatif yaitu dengan 47 sampel pasien anak usia 6-12 tahun yang telah melakukan tindakan pencabutan gigi di Rumah Sakit Universitas Udayana. Penelitian ini dilakukan dengan memberikan kuesioner online.
Hasil: Didapatkan hasil bahwa dari 47 sampel, terdapat 23 orang (48,9%) tidak mengalami cemas, 20 orang (42,6%) kecemasan ringan, 4 orang (8,5%) kecemasan sedang, dan tidak terdapat sampel dengan kecemasan berat. Faktor yang paling tinggi dalam menyebabkan kecemasan dental adalah situasi atau prosedur perawatan gigi berupa suntikan anastesi lokal pada gusi saat akan dilakukan tindakan pencabutan.
Simpulan: Tingkat kecemasan dental sebelum tindakan pencabutan gigi berdasarkan Modified Dental Anxiety Scale (MDAS) pada pasien anak usia 6-12 tahun di Rumah Sakit Universitas Udayana yaitu dari 47 anak, sebanyak 24 anak (51,1%) mengalami kecemasan, diantaranya 20 anak (42,6%) mimiliki kecemasan ringan, hanya 4 anak (8,5%) memiliki kecemasan sedang, dan tidak terdapat pasien anak yang mimiliki kecemasan berat. Sedangkan 23 anak (48,9%) tidak mengalami kecemasan.