Pengaruh Gel Ekstrak Temulawak (Curcuma Xanthorriza Roxb.) Terhadap Re- Epitelisasi Pasca Ekstraksi Gigi Tikus Wistar (Rattus Norvegicus) Dengan Diabetes Melitus Tipe 2

  • I Gusti Agung Ayu Tirana Pramesti Widari Program Studi Sarjana Kedokteran Gigi dan Profesi Dokter Gigi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana, Bali, Indonesia
  • Nyoman Ayu Anggayanti Program Studi Sarjana Kedokteran Gigi dan Profesi Dokter Gigi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana, Bali, Indonesia
  • I Gusti Agung Dyah Ambarawati Program Studi Sarjana Kedokteran Gigi dan Profesi Dokter Gigi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana, Bali, Indonesia
Keywords: Re-epitelisasi, DMT2, Curcuma xanthorriza Roxb., Ekstraksi gigi

Abstract

Background: Wound healing after tooth extraction really requires a re-epithelialization stage to restore the integrity of the damaged tissue so that it can carry out its normal functions. Re-epithelialization in patients with type 2 diabetes mellitus (DMT2) is often hampered due to a prolonged inflammatory phase, this raises the importance of good treatment for these wounds. In recent years, people have often used herbal plants as wound healing drugs, one of which is ginger because it is easy to get.The many benefits of temulawak have raised the interest of researchers to use it as an option in this study.The active ingredients of temulawak such as curcumin and flavonoids have roles as antioxidants and anti-inflammatories which can suppress free radicals and speed up inflammation time.This study aims to examine the efficacy of temulawak extract gel (Curcuma xanthorriza Roxb.) in the re-epithelialization process in increasing the thickness of the epithelial cells of Wistar rats (Rattus norvegicus) DMT2 after tooth extraction.

Methods: The design of this research is true experimental with post test only control group design. The research sample consisted of 36 Wistar rats which were divided into 3 positive control groups (Kp1, Kp3, Kp5) who were given hyaluronic acid gel, 3 negative control groups (Kn1, Kn3, Kn5) who were given placebo gel, and the treatment group (Pr1, Pr3). , Pr5) which was given temulawak extract gel. Wistar rats (Rattus norvegicus) were euthanized according to their group based on day 1, 3, and 5. Histological preparations of mice were then read under a binocular light microscope with 100x magnification in three fields of view.

Results: Based on the results of observations and data analysis using SPSS, it was shown that there was an increase in epithelial thickness in post-extraction DMT2 wistar rats after application of temulawak extract gel.

Conclusion: there was an increase in epithelial thickness in post-extraction DMT2 wistar rats after application of temulawak extract gel.

 

Latar Belakang: Penyembuhan luka pasca ekstraksi gigi sangat membutuhkan adanya tahapan re-epitelisasi untuk mengembalikan integritas jaringan yang rusak agar dapat menjalankan fungsi normalnya. Re-epitelisasi pada penderita DMT2 seringkali terhambat akibat fase inflamasi yang berkepanjangan, hal ini menimbulkan pentingnya pengobatan yang baik untuk luka tersebut. Beberapa tahun terakhir, masyarakat sering memanfaatkan tanaman herbal sebagai obat penyembuhan luka, salah satunya yaitu temulawak karena mudah didapatkan. Banyaknya khasiat dari temulawak menimbulkan ketertarikan peneliti menggunakannya sebagai pilihan dalam penelitian ini. Kandungan aktif temulawak seperti kurkumin dan flavonoid memiliki peran sebagai antioksidan dan antiinflamasi yang mampu menekan radikal bebas serta mempercepat waktu inflamasi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat khasiat gel ekstrak temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb.) pada proses re-epitelisasi dalam meningkatkan ketebalan sel epitel tikus wistar (Rattus norvegicus) DMT2 pasca ekstraksi gigi.

Metode: Desain penelitian ini berupa true experimental dengan rancangan post test only control group. Sampel penelitian berjumlah 36 ekor tikus wistar yang dibagi menjadi 3 kelompok kontrol positif (Kp1, Kp3, Kp5) yang diberi gel hyaluronic acid, 3 kelompok kontrol negatif (Kn1, Kn3, Kn5) yang diberi gel placebo, dan kelompok perlakuan (Pr1, Pr3, Pr5) yang diberi gel ekstrak temulawak. Tikus di euthanasia sesuai kelompoknya berdasarkan hari yaitu hari ke-1, 3, dan 5. Sediaan histologis tikus kemudian dibaca dibawah mikroskop cahaya binokuler dengan perbesaran 100x pada tiga lapang pandang.

Hasil: Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis data menggunakan SPSS, menunjukkan adanya peningkatan ketebalan epitel pada tikus wistar DMT2 pasca ekstraksi setelah diaplikasikan gel ekstrak temulawak.

Simpulan: Terjadi peningkatan ketebalan epitel pada tikus wistar DMT2 pasca ekstraksi setelah diaplikasikan gel ekstrak temulawak.

Author Biographies

I Gusti Agung Ayu Tirana Pramesti Widari, Program Studi Sarjana Kedokteran Gigi dan Profesi Dokter Gigi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana, Bali, Indonesia

Program Studi Sarjana Kedokteran Gigi dan Profesi Dokter Gigi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana, Bali, Indonesia

Nyoman Ayu Anggayanti, Program Studi Sarjana Kedokteran Gigi dan Profesi Dokter Gigi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana, Bali, Indonesia

Program Studi Sarjana Kedokteran Gigi dan Profesi Dokter Gigi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana, Bali, Indonesia

I Gusti Agung Dyah Ambarawati, Program Studi Sarjana Kedokteran Gigi dan Profesi Dokter Gigi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana, Bali, Indonesia

Program Studi Sarjana Kedokteran Gigi dan Profesi Dokter Gigi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana, Bali, Indonesia

Published
2024-01-26
Section
Original Article