Pengaruh Posisi Kerja Dengan Tingkat Ketegangan Otot Tangan Terhadap Gangguan Muskuloskeletal (Carpal Tunnel Syndrome/CTS) Pada Dokter Gigi Di Praktik Mandiri Kota Denpasar

  • Putu Sri Irayani Mahasiswa Program Studi Sarjana Kedokteran Gigi dan Profesi Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
  • Putu Lestari Sudirman Pengajar di Program Studi Sarjana Kedokteran Gigi dan Profesi Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
  • Valeo Adika Laksana Pengajar di Program Studi Sarjana Kedokteran Gigi dan Profesi Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
  • Ni Made Ista Prestiyanti Pengajar di Program Studi Sarjana Kedokteran Gigi dan Profesi Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
Keywords: posisi kerja, ketegangan otot tangan, Carpal Tunnel Syndrome/CTS

Abstract

Background: Dentists as health practitioners are vulnerable to musculoskeletal disorders, Carpal Tunnel Syndrome/CTS is one of musculoskeletal disorder common to dentists due to intense physical activity at work. Static working positions, vibration in tools being used, and repetitive stress on the wrist increase the risk of CTS. This study aimed to determine the relationship between working position and the level of hand muscle tension toward the risk of musculoskeletal disorders (Carpal Tunnel Syndrome/CTS) in Denpasar City.

Method: This research was conducted using design cross-sectional and quantitative research methods. Research data was collected using a questionnaire, as well as through observation of work position and measurement of hand muscle tension in respondents. The respondents of this research were 11 dentists in independent practices in Denpasar City.

Results: Respondents in this study consisted of 45.5% men and 54.5% women with an age range of 25-45 years. Most dentists' working positions need improvement with the level of hand muscle strength decreasing after carrying out the procedure. Distribution of respondents' pain complaints in NBM is 63,6% experienced complaints of pain in the wrist with moderate risk lifting 63,6%.

Conclusion: In this study, it was found that there is a strong relationship between work position and musculoskeletal disorders (Carpal Tunnel Syndrome/CTS). In addition, there is also a relationship between the level of hand muscle tension and musculoskeletal disorders (Carpal Tunnel Syndrome/CTS) with moderate correlation.

 

Latar Belakang: Dokter gigi sebagai praktisi kesehatan rentan terhadap gangguan muskuloskeletal salah satunya Carpal Tunnel Syndrome/CTS karena aktivitas fisik yang intens dalam bekerja. Posisi kerja statis, penggunaan peralatan yang bergetar serta tekanan berulang pada pergelangan tangan meningkatkan risiko CTS. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan posisi kerja dan tingkat ketegangan otot tangan terhadap risiko gangguan muskuloskeletal (Carpal Tunnel Syndrome/CTS) di Kota Denpasar.

Metode: Penelitian ini menerapkan desain cross-sectional dan metode penelitian kuantitatif. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner, serta melalui observasi posisi kerja dan pengukuran ketegangan otot tangan pada responden. Responden penelitian ini merupakan dokter gigi di praktik mandiri Kota Denpasar sebanyak 11 orang.

Hasil: Responden dalam penelitian ini terdiri dari 45,5% laki-laki dan 54,5% perempuan dengan rentang usia 25-45 tahun. Posisi kerja dokter gigi sebagian besar perlu perbaikan dengan tingkat kekuatan otot tangan mengalami penurunan setelah melakukan tindakan. Distribusi keluhan sakit responden pada NBM 54,5% mengalami keluhan sakit pada pergelangan tangan dengan tangkat risiko sedang 54,5%.

Kesimpulan: Pada penelitian ini ditemukan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara posisi kerja terhadap gangguan muskuloskeletal (Carpal Tunnel Syndrome/CTS) selain itu juga terdapat hubungan antara tingkat ketegangan otot tangan terhadap gangguan muskuloskeletal (Carpal Tunnel Syndrome/CTS) dengan korelasi sedang.

Author Biographies

Putu Sri Irayani, Mahasiswa Program Studi Sarjana Kedokteran Gigi dan Profesi Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Mahasiswa Program Studi Sarjana Kedokteran Gigi dan Profesi Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Putu Lestari Sudirman, Pengajar di Program Studi Sarjana Kedokteran Gigi dan Profesi Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Pengajar di Program Studi Sarjana Kedokteran Gigi dan Profesi Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Valeo Adika Laksana, Pengajar di Program Studi Sarjana Kedokteran Gigi dan Profesi Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Pengajar di Program Studi Sarjana Kedokteran Gigi dan Profesi Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Ni Made Ista Prestiyanti, Pengajar di Program Studi Sarjana Kedokteran Gigi dan Profesi Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Pengajar di Program Studi Sarjana Kedokteran Gigi dan Profesi Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Published
2024-01-15
Section
Original Article