Perbedaan Konsentrasi dan Waktu Perendaman Ekstrak Daun Kedondong Hutan (Spondias Pinnata) terhadap Pertumbuhan Candida albicans pada Plat Resin Akrilik Heat-Cured
Abstract
Background: Heat-cured acrylic resin is a material that is often used as a removable denture, but this material has microporosity so as to facilitate the attachment of microorganisms such as Candida albicans which can cause opportunistic infections.
Aim: The aim of this study was to determine differences of concentration and time of immersion extract of forest kedondong leaves (Spondias pinnata) on the growth of C. albicans on heat-cured acrylic resin plates.
Method: This study uses a true experimental laboratory post test only control group design with 40 samples of heat-cured acrylic resin plates that have been contaminated with C. albicans. Samples were then divided into 10 groups and immersed in the extract of the forest kedondong leaves with 20% concentration, 100% concentration, chlorhexidine gluconate 0.2% (positive control), aquades (solvent control), and without immersion (negative control) for 15 minutes and 6 hour. Next the sample were vortexed and a 10-3 dilution is performed. Observations were made by counting the number of fungal colonies on agar media. The data obtained, performed Saphiro Wilk normality test, Levene's test homogeneity test, continued with Kruskal Wallis non parametric test and Mann-Whitney post hoc test.
Result: Kruskal Wallis analysis results showed there were significant differences between treatment groups with a p value 0.001 (p <0.05) while there were no significant differences between time groups with a p value 0.220 (p> 0.05). Post hoc test between extracts with concentrations of 20% and 100% showed no significant difference with a p value 0.655 (p <0.05). The extract works more effectively at a concentration of 20%, and immersion time of 6 hours that has the same effect as chlorhexidine gluconate 0.2%.
Conclusion: It can be concluded that extract of forest kedondong leaves (Spondias pinnata) could inhibit the growth of C. albicans on heat-cured acrylic resin plates but there is no differences of concentration and time of immersion.
Latar Belakang: Resin akrilik heat-cured merupakan bahan yang sering digunakan sebagai gigi tiruan lepasan, namun bahan ini memiliki mikroporositas sehingga memudahkan perlekatan mikroorganisme seperti Candida albicans yang dapat menimbulkan infeksi oportunistik.
Tujuan: Untuk mengetahui perbedaan konsentrasi dan waktu perendaman ekstrak daun kedondong hutan (Spondias pinnata) terhadap pertumbuhan C.albicans pada plat resin akrilik heat-cured.
Metode penelitian: Penelitian ini menggunakan desain true experimental laboratories post test only control group dengan 40 buah sampel plat resin akrilik heat-cured yang telah terkontaminasi C.albicans. Sampel dibagi menjadi 10 kelompok dan direndam pada ekstrak daun kedondong hutan konsentrasi 20%, konsentrasi 100%, chlorhexidine gluconate 0,2% (kontrol positif), aquades (kontrol pelarut), dan tanpa perendaman (kontrol negatif) selama 15 menit dan 6 jam. Selanjutnya sampel di-vortex dan dilakukan pengenceran 10-3 . Pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah koloni jamur pada media agar. Data yang diperoleh, dilakukan uji normalitas Saphiro Wilk, uji homogenitas Levene’s test, dilanjutkan dengan uji non parametrik Kruskal Wallis dan post hoc Mann-Whitney.
Hasil: Hasil analisis Kruskal Wallis menunjukkan perbedaan bermakna antar kelompok perlakuan dengan nilai p 0,001 (p<0,05) sedangkan antar kelompok waktu tidak berbeda signifikan, dengan nilai p 0,220 (p>0,05). Uji post hoc antara ekstrak dengan konsentrasi 20% dan 100% menunjukkan tidak terdapat perbedaan bermakna dengan nilai p 0,655 (p<0,05). Ekstrak bekerja lebih efektif pada konsentrasi 20%, dan waktu perendaman 6 jam yang memiliki efek sama dengan chlorhexidine gluconate 0,2%.
Kesimpulan: Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah ekstrak daun kedondong hutan (Spondias pinnata) efektif dalam menghambat pertumbuhan Candida albicans pada plat resin akrilik heat-cured, namun tidak terdapat perbedaan konsentrasi dan waktu perendaman.
