Gambaran karies gigi posterior desidui pada anak prasekolah di wilayah Denpasar Barat

  • Ida Ayu Rania Saraswati Program Studi Sarjana Kedokteran Gigi dan Profesi Dokter Gigi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana
  • Putu Ika Anggaraeni Divisi Ortodonsia Program Studi Sarjana Kedokteran Gigi dan Profesi Dokter Gigi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana
  • Mia Ayustina Prasetya Divisi Ilmu Kedokteran Gigi Anak Program Studi Sarjana Kedokteran Gigi dan Profesi Dokter Gigi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana
  • IGA Fienna Novianti Sidiartha Divisi Konservasi Gigi Program Studi Sarjana Kedokteran Gigi dan Profesi Dokter Gigi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana
Keywords: gigi posterior desidui, karies, Mount and Hume, prasekolah

Abstract

Background: Dental caries is one of the main dental and oral health problems in children. Caries in primary teeth is one of the initial causes of premature loss and is the main cause of malocclusion. The purpose of this study was to find out how the description of caries on posterior primary teeth in preschool children in the West Denpasar area, so that it can possibly be used as a data reference in the effort to prevent malocclusion.

Method: The descriptive research method was used, with a cross-sectional design. A stratified random sampling technique was used to determine the sample for this study. This study included 191 individuals as samples.

Result: The most common site and size experienced by the study sample was site 1 size 1 (29.8%), while the lowest was site 3 size 4 (0.6%). Teeth in the upper jaw had more caries (50.5%) than in the lower jaw (49.5%). Primary first molar caries (54.9%) outnumbered primary second molar caries (45.1%). The number of caries in boys was lower (41.14%) than in girls (52.86%). Caries were lower in samples aged 4 years (4.5%) and 5 years (30.1%) than in samples aged 6 years (65.4%).

Conclusion: Based on the research, the most caries on posterior deciduous teeth according to the Mount and Hume classification is in the pits and fissure with small cavities.

 

Latar Belakang: Karies adalah suatu masalah kesehatan gigi dan mulut utama pada anak pada masa tumbuh kembang. Karies pada gigi desidui merupakan awal penyebab terjadinya premature loss dan merupakan penyebab utama maloklusi. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui bagaimana gambaran karies gigi posterior desidui pada anak prasekolah di wilayah Denpasar Barat sehingga dapat dijadikan acuan data dalam upaya pencegahan maloklusi.

Metode: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif cross-sectional. Penetapan sampel menggunakan teknik stratified random sampling. Jumlah total sampel penelitian ini adalah 191 orang.

Hasil: Site dan size yang paling banyak dialami adalah site 1 size 1 (1.1) sebanyak 214 gigi (29,8%), sedangkan yang terendah adalah site 3 size 4 (3.4) sebanyak 4 gigi (0,6%). Karies pada rahang atas lebih banyak terjadi (50,5%) daripada rahang bawah (49,5%). Karies pada molar pertama desidui lebih tinggi (54,9%) dari molar kedua desidui (45,1%). Jumlah karies pada anak berjenis kelamin laki-laki lebih rendah (41,14%) daripada perempuan (52,86%). Sampel usia 4 tahun (4,5%) dan 5 tahun (30,1%) memiliki jumlah karies lebih sedikit daripada usia 6 tahun (65,4%).

Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa karies gigi posterior desidui terbanyak berdasarkan klasifikasi Mount and Hume adalah lesi yang berada pada pit and fissure dengan kavitas berukuran kecil.

Author Biographies

Ida Ayu Rania Saraswati, Program Studi Sarjana Kedokteran Gigi dan Profesi Dokter Gigi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Program Studi Sarjana Kedokteran Gigi dan Profesi Dokter Gigi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Putu Ika Anggaraeni, Divisi Ortodonsia Program Studi Sarjana Kedokteran Gigi dan Profesi Dokter Gigi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Divisi Ortodonsia Program Studi Sarjana Kedokteran Gigi dan Profesi Dokter Gigi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Mia Ayustina Prasetya, Divisi Ilmu Kedokteran Gigi Anak Program Studi Sarjana Kedokteran Gigi dan Profesi Dokter Gigi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Divisi Ilmu Kedokteran Gigi Anak Program Studi Sarjana Kedokteran Gigi dan Profesi Dokter Gigi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

IGA Fienna Novianti Sidiartha, Divisi Konservasi Gigi Program Studi Sarjana Kedokteran Gigi dan Profesi Dokter Gigi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Divisi Konservasi Gigi Program Studi Sarjana Kedokteran Gigi dan Profesi Dokter Gigi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Published
2025-01-20
Section
Original Article